PROBOLINGGO, WartaBangsa.id – Pembangunan revitalisasi Pasar Baru Kota Probolinggo, akan dilanjutkan tahun 2021 ini. Untuk keperluan tersebut, Pemkot menggelontor anggarannya sebesar Rp 6 Miliar. Namun sayang, bentuk dan desainnya tidak akan sesuai rencana awal.
Sebab, anggaran awal yang dipersiapkan Rp 46 miliar, dikepras hingga tak sampai setengahnya yakni, sekitar Rp 16 miliar. Karena anggarannya hanya sebesar itu, Pasar Baru yang akan sulap menjadi pasar semi modern, bersih dan higienis dan berlantai dua, tidak jadi alias batal.
Bentuknya, hampir menyerupai desain saat ini. Di depan dan samping dibangun bedak atau toko, sedang di dalam berupa los tanpa sekat. Atapnya disatukan, tidak seperti sekarang tiap los ada atapnya. Hal tersebut diungkap PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan) mewakili Kepalas Dinas PUPR, Rahman Kurniadi.
Saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPRD setempat, Senin (18/1/2021) siang. Disebutkan, pembangunan revitalisasi yang sempat terhenti akibat anggarannya direfocusing ke Covid-19, akan dilanjutkan tahun 2021. Dana yang disediakan sebesar Rp 6 Miliar.
Saat ditanya Komisi III, pembangunannya seperti apa dengan dana segitu? Rahman menjawab berupa gedung besar satu atap dan hanya satu lantai. Ada sebagian yang ditingkat, yanga akan ditempati kantor UPT.
“Di dalam gedung tidak ada bangunan, berupa los. Satu lantai, kantor UPT Pasar saja yang bertingkat,” katanya.
Sedang untuk parkir, tetap seperti sediakala yakni, di pinggir Jalan Raya Panglima Sudirman sisi utara, Cut Nyak Dhien sisi barat dan Jalan Prajurit Siaman sisi timur serta sisi selatan Jalan Pahlawan.
“Belum ditender, masih persiapan. Dalam waktu dekat dokumennya akan diserahkan ke Bagian pembangunan untuk ditender,” ujarnya.
Tak hanya soal pasar, Rahmjan juga menjelaskan soal kelanjutan pembangunan RSUD Baru yang berlokasi di Jalan Profesor Hamka, Kelurahan Sumber Wetan, Kecamatan Kedopok. Pemkot tahun ini menganggarkan Rp 48,5 miliar untuk pembangunan ruang medis.
“Untuk tendernya menunggu selesainya Menejemen Konstruksi (MK). Biasanya 2 bulan selesai. Setelah itu langsung tender,” tandasnya.
Sementara Ketua Komisi III Agus Riyanto membenarkan, kalau revitalisasi Pasar Baru, tidak sesuai rencana awal. Disebutkan, anggaran awal sebesar Rp 46 juta, namun dalam perjalanan berubah menjadi Rp 16 miliar. Rp 10 miliar untuk pembangunan awal, di antaranya berupa tiang pancang di 2019.
“Untuk 2020 dihentikan, karena anggarannya direfocusing ke Covid-19,” ujarnya.
Anggaran revitalisasi Pasar Baru untuk tahun ini hanya Rp 6 miliar. Perinciannya, Rp 4 Miliar ada di APBD induk, sedang sisanya Rp 2 Miliar dianggarkan pada perubahan (P-APBD) 2021. Dengan dana Rp 16 Miliar, lanjut Agus, pembangunan pasar baru tidak sesuai rencana awal.
“Pembangunannya disesuaikan dengan anggaran. Dana segitu jadinya seperti apa. Kita lihat saja nanti,” pungkasnya. (mo/wb)