PROBOLINGGO, WartaBangsa.id – Pemkot Probolinggo bergerak cepat. Sehari setelah muncul di pemberitaan, Muhammad Bakri disambangi Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin di rumahnya, Gang Sukun atau Jalan Mawar, Kelurahan Triwung Lor, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo dikunjungi Hadi Zainal Abidin.
Pilu Khoiriyah (49), ibu M Bakri terobati, hatinya berbunga-bunga. Jeritan hatinya di media masa, didengar Wali Kota. Sehari setelah rumahnya didatangi sejumlah wartawan, Rabu (27/1/2021) sekitar pukul 08.00 WIB kemarin.
Tuan rumah sempat kebingungan, begitu rombongan Wali Kota tiba di rumah tinggalnya. Ruang tamu yang sempit berukuran 2,5 x 6 meter tak mampu menampung para pejabat tersebut. Hanya 4 tamu yang masuk ke ruang, dimana bocah berusia 2,5 tahun itu terbaring. Yakni, Wali Kota, Sekda, Plt Direktur RSUD dr Mohammad Saleh dan seorang dokter.
Selain itu, wartawan yang meliput dan fotografer Dinas Komunikasi dan informasi (Diskominfo) setempat, dibolehkan masuk bergantian untuk mengabadikan momen tersebut. Setelah melihat kondisi balita yang menderita Celebral Parsy (lumpuh otak) dan Epilepsi (ayan), Wali Kota Hadi meminta, dr Intan yang turut dalam kunjungan itu, memeriksa kondisi Bakri.
Tak hanya dr Intan, Wali Kota Hadi mengajak Sekda drg Ninik Ira Wibawati, Asisten Pemerintahan Paeni, Plt Direktur RSUD dr Mohamad Saleh dr Abraar HS Kuddah, Camat Kademangan Pujo Agung Satrio, Plt Dinsos P3A, Dinkes P2KB dan Kepala Puskesmas Ketapang, Kecamatan Kademangan.
Kepada Wali Kota, Khoiriyah mengaku, kalau anak semata wayangnya pernah menjalani terapi di Puskesmas Ketapang, setahun lalu. Ia pernah disarankan, putranya dirujuk ke Malang. Namun, saran berobat dan dirawat ke RSUD di Kota Malang, tidak dilaksanakan. Alasannya, tidak ada biaya dan tidak ada yang menjaga anaknya.
Kepada sejumlah wartawan, orang nomor satu di Kota Probolinggo ini menjelaskan, kalau Dinkes dan Dinsos tidak tinggal diam. Dua OPD tersebut sudah memberi asupan gizi dengan membantu paket susu dan bisjuit setiap bulannya.
“Pemerintah sudah hadir, tidak ada kata tidak ditangani. Biaya pengobatan ditanggung BPJS karena Khoiriyah peserta BPJS gratis. Yang bayar Pemkot. Bantuan Dinsos dan Dinkes tersampaikan. Kami tegaskan, Pemkot sudah hadir sejak lama,” ujar mantan anggota DPR RI ini.
Bahkan, keterangan dari orang tuanya, lanjut Habib Hadi, sejak lahir dirawat Puskesmas. Sering fisioterapi dan pernah disarankan dirujuk ke Malang waktu itu.
“Itu upaya kami. Tapi belakangan, pihak keluarga memilih pengobatan alternatif. Biayanya tidak tidak bias di-cover BPJS. Jadi harus biaya sendiri,” jelas Hadi.
Agar kondisi Muhamad Bakri tidak bertambah buruk, Wali Kota Hadi meminta, bocah malang tersebut terapi di RSUD dr Mohamad Saleh, seminggu dua kali. Jika orang tuanya tidak ada memiliki dana dan tdak ada yang mengantar ke RSUD, ambulans siaga puskesmas atau Pustu (Puskesmas Pembantu) terdekat, siap mengantar.
Sementara Plt Direktur RSUD dr Mohamad Saleh dr Abraar HS Kuddah menjelaskan, Cerebral Parsy merupakan kerusakan permanen pada sel otak. Pada kasus M Bakri, merupakan kecatatan sejak lahir. Penyebabnya, bisa saja terjadi infeksi saat kehamilan. Selain itu, trauma dan saat hamil ibu yang mengandungnya terjatuh. Atau saat bayi dirawat, terjatuh.
“Kami tadi tanyakan, ibunya mengaku pernah jatuh saat hamil M Bakri. Karena Celebral Parsy ini permanen, kemungkinan sembuh, kecil. Tetap kami lakukan fisioterapi, rehab medik, speech therapy seoptimal mungkin. Minimal bisa membantu,” jelasnya.
Sebelum rombongan Wali Kota meninggalkan rumah tinggalnya, Khoiriyah mengatakan, bersedia melakukan fisioterapi seperti anjuran Wali Kota.
“Demi kesembuhan anak, saya siap melaksanakan anjuran pak Wali Kota. Terima kasih untuk semuanya yang telah mengunjungi anak saya,” ujar Khoiriyah. (mo/wb)
Baca sebelumnya: Balita di Kota Probolinggo Lumpuh Otak, Dinsos Hanya Sekali Bantu Popok